Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
ternyata tidak hanya surga pantai, namun juga makanan enak. Anda harus
merasakan Nasi Balap Inaq Esun yang pedasnya membuat orang ketagihan.
Makanan yang sudah merambah hingga pasar mancanegara ini harus Anda
masukkan kedalam daftar sajian kuliner yang harus dicicipi.
Pada awalnya, nasi super pedas ini
bernama “Nasi Balap” saja. Dinamakan nasi balap karena konon makanan ini
hanya disajikan di pelabuhan dan terminal saja. Karena dijual di tempat
itu, maka penjaja-nya selalu terburu-buru melayani pembeli karena
berlomba dengan laju bus dan kapal yang akan berangkat. Ada juga yang
mengatakan bahwa Inaq Esun pertama menjual makanan khas ini di Pasar
Kebon Roek, Mataram dengan sistem barter. Yaitu menukar makanan ciptaan
Inaq Esun dengan kebutuhan lainnya. Barulah sejak tahun 90an diberi nama
Nasi Balap Puyung karena salah satu cucu Inaq Esun yang merupakan
pembapal lokal sering memenangi perlombaan. Setiap usai perlombaan
balapan dan menang, ia selalu mengajak teman-temannya untuk makan di
warung kecil milik neneknya yang berada di Desa Puyung itu. Sehingga
tercetuslah nama “Nasi Balap Puyung”. Dalam perkembangannya, kini banyak
sekali rumah makan di Lombok yang menggunakan titel “Balap Puyung” atau
“Nasi Puyung”, tapi yang asli tetaplah milik Inaq Esun.
Secara tampilan, menu Nasi Balap Puyung
ini tidak terlalu istimewa. Hanya berisi suwiran daging ayam yang diolah
bersama cabai, kacang kedelai, taburan udang kering, abon serta belut
goreng. Kekuatan makanan ini adalah terletak dari rasa pedas bumbunya
yang sederhana. Sedangkan bumbu ayamnya terdiri dari cabai, bawang putih
dan terasi. Untuk perbandingan, jika kita memasak 10 kg ayam, komposisi
cabainya sekitar 1 kg dan sedikit bawang putih serta terasi.
Di Lombok, Nasi Balap Puyung Cap Inaq
Esun sangat terkenal. Berada di Desa Puyung, Lombok Tengah, warga
sekitar menyebutnya sebagai makanan cepat saji. Untuk menjangkau tempat
ini Anda harus masuk gang-gang kecil yang gelap dan jauh. Memulai
usahanya sejak tahun 70an, tak heran jika tempat makan ini menjadi
jujugan wisatawan domestik dan luar negeri. Kini, rumah makan yang hanya
mempunyai 2 cabang yakni di bilangan Plaza Senggigi, Lombok Barat dan
Jalan Sriwijaya Mataram ini dikelola oleh Hj. Syarifa yang merupakan
anak dari Inaq Esun. Rata-rata setiap harinya terjual 600 hingga 700
bungkus nasi dengan harga bervariasi dari Rp. 7 ribu hingga Rp. 10 ribu.
Anda bisa bayangkan, betapa larisnya Nasi Balap Puyung ini karena
setiap hari, Syarifa bisa menangguk omzet sekitar Rp. 15 juta dengan
penghasilan bersih per-harinya Rp. 6 juta. Jika malam semakin larut,
tempat makan ini semakin ramai pembeli. Keistimewaan nasi milik Inaq
Esun ini adalah karena tidak memakai bahan pengawet alias bahan-bahannya
alami dan diproses dengan bumbu tradisional khas Sasak. Pedasnya nasi
ini memang sangat nendang. Para pembeli yang datang selalu repot
mengelap keringat yang bercucuran karena menahan pedas. Selain pedas,
sajian Nasi Balap Puyung ini juga gurih. Terasa saat Anda mengunyah
campuran suwir ayam dan kacang kedelai goreng. Paduan pedas dan gurih
inilah yang membuat pembeli ketagihan serasa belum puas merasakan nasi
milik nenek yang sudah berusia 73 tahun itu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar