Aneka Kuliner Khas Lombok
Entahlah disengaja atau tidak, ternyata ada hubunganya antara nama pulau dengan cita rasa masakan nya.
Lombok
berarti cabai, kalau bicara cabai, maka yang terbayang rasa pedas. Ya,
sebagian besar masakan khas pulau Lombok memiliki citarasa pedas. Tidak
percaya ? mari ikuti saya berpetualang rasa di pulau Pedas eh di pulau
Lombok.
Jamuan makan malam Ibu Atik, Desa Sanaru Lombok Timur.
Bagi saya wajib hukumnya untuk menceritakan enak nya masakan Ibu Atik
ini. Ibu Atik adalah ibu rumah tangga yang berbaik hati mau memasakan
kami ketika kami baru mengakhiri pendakian gunung Rinjani, kebetulan Ibu
Atik adalah Bibik dari salah satu Guide yang mengantar kami ke Rinjani.
Kepiawaian Ibu Atik dalam mengolah masakan memang sudah sangat terkenal
di Desa Senaru ini. Beliau koki utama yang selalu diundang jika ada
acara-acara penting desa seperti pernikahan atau acara khitanan. Ibu
Atik bercerita “ kalau lagi musim begawe (acara makan-makan setelah
berlansungnya pernikahan ), saya bisa gak pulang mbak, keliling dari
satu begawe ke begawe lain nya”. Woow saya merasa beruntung bisa
mecicipi kelezatan masakan ibu Atik.
Malam itu kami dijamu ibu Atik dengan hidangan khas Lombok lengkap. Saya melihat ada Sop Bebalung,
Pelecing kangkung,
Sate Pusuk, dan pelecing ayam. Tidak salah memang ibu Atik dipilih
menjadi pemasak andalan desa Senaru, masakan nya luar biasa lezat.
Sampai pada akhir liburan kami di pulau Lombok, masakan itu Atik inilah
juara nya, baik itu bumbu pelecing nya, sate pusuk nya, maupun sop
Bebalung nya. Saking terpana nya saya dengan rasa kuah sop Bebalung nya,
saya memberanikan diri untuk belajar membuat kuah bebalung yang enak
ini dan Ibu Atik yang baik hati mau memberi tahu saya tips cara membuat
sop Bebalung yang enak.
Demikian cerita indah saya dengan jamuan makan malam di rumah Ibu
Atik, walau makan malam hanya lesehan di atas tikar di ruang tengah
rumah ibu Atik, tapi ini adalah jamuan makan malam yang sangat mewah
buat saya dan teman-teman
Sayur Ares
Sebenar nya saya dan Ichil tidak sengaja menemukan Sayur Ares ini.
Kami menemukan nya disebuah warung makan kecil di pojokan jalan
dipertigaan Sembalun, dalam perjalanan kami menuju Labuan Pandan. Saking
sederhana dan kecil nya ini warung, hinggak warung nasi ini lebih cocok
disebut warung kelontong kecil, hanya ada meja kayu yang dipaku ke
dinding warung dan dua buah bangku panjang kecil.
Akan tetapi dari warung sederhana ini saya seperti menemukan harta
karun, bagaimana tidak saya sebut harta karun, karena saya menemukan
masakan Ares. Ares adalah masakan tradisional khas suku sasak – Lombok.
Masakan ares ini bahan utama nya terbuat dari pohon pisang yang masih
muda dan sudah dibuang kulit luarnya yang keras.
Tidak mudah menemukan sayur Ares ini, karena makanan yang satu ini
dapat kita temukan hanya pada momen-momen tertentu seperti acara
hajatan, pernikahan dan upacara-upacara adat yang lainnya. Oleh sebab
itu saya merasa beruntung sekali menemukan Sayur Ares ini di sebuah
warung kecil di pojokan jalan sepi di Desa Sembalun.
Bersama Sayur Ares menu yang tersedia di warung kecil ini adalah
Pelecing ayam, untuk rasa jangan ditanya lagi, Yan temen seperjalanan
kami sampai nambah dua kali dan komentar nya hanya satu
Heaven On Plate.
Pelecing Kangkung

Saya rasa masakan satu ini sudah sangat populernya saat ini, bahkan
di Jakarta sendiri kita sudah dapat dengan mudah menemukan nya. Biasanya
pelecing kakung hadir sebagai pendamping makanan utamnya yaitu Ayam
taliwang atau ayam pelecing. Pelecing kangkung sendiri berbahan sayur
kangkung, kacang panjang dan tauge yang direbus. Saat disajikan, sayuran
tersebut diberi sambal tomat dan parutan kelapa yang sudah di oseng
terlebih dahulu di atasnya. Tidak ketinggalan kacang tanah goreng juga
ditaburkan di sisi sayur ini.
Bebalung

Sop Balungan sebenarnya hanyalah sop bening biasa berbahan
balungan-balungan atau tulang-tulang sapi yang biasanya dimakan sebagai
menu sarapan. Yang membedakan nya dari sop daging biasa adalah
penggunaan daun asam jawa dalam pembuatan kuah kaldu. Hal ini saya
ketahui dari Ibu Atik di desa senaru, bahkan beliau memperlihatkan
kepada saya rupa dari daun asam. Sedikit rasa asam dari daun
menghadirkan rasa segar pada kuah sop.

Salah satu warung yang cukup terkenal menjual sup bebalung adalah
Warung Klebet yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto. Letaknya di
belakang kantor Gubernur NTB. Warung ini buka mulai pukul 06.00 hingga
10.00 waktu setempat. Pukul tujuh pagi saya sudah sampai di Warung
Klebet, luar biasa memang selera makan masyarakat Mataram, menu sarapan
pagi nya semangkok besar sop tulang-tulang sapi + sepiring nasi putih
dan tentu saja pelecing kangkung. Ketika pesanan saya sedang
dipersiapkan, saya menyempatkan diri untuk tour ke dapur warung kelebat,
sebuah dapur dengan beberapa buah tangku besar yang diatas nya
teronggok kuali-kuali ukuran besar berisi kuah kaldu dan
potongan-potongan daging dan tulang sapi. Semakin kebelakang menengok
dapur, saya melihat tumpukan bahan-bahan sayur pelecing yang siap di
olah dan juga bawang putih dan bawang merah bergelantungan, dapur yang
sangat bersahaja.

Dibandingkan dengan sop Bebalung ibu Atik, kuah sop Bebalung di
warung Kelbet ini cara memasaknya tidak menggunakan daun asam jawa, jadi
rasanya mirip-mirip dengan sop daging biasa, lidah saya lebih menyukai
sop Bebalung ala ibu Atik.